Sabtu, 17 Maret 2012

~¤~Suara Hati Someone~¤~

Malam ini satu cerita terjadi di balik mimpi, dan aku masih menentang langit,

meratapi hari bukanlah yang terbaik,

ada cerita di sana meski bersama mimpi yang mengurai cerita,
meski tak tau kemana akan melangkah,

jangan coba kau jelaskan pada siapa pun melebarnya,
karena langit malam ini masih enggan berembun,
atau mungkin kau tatapi malam dengan cerita,
kemana langkah dulu?
kemana wajah itu?
dan kemanakah luka itu?

aku bukan basa-basi yang kau main dengan api,
atau basahkan dengan air di muka hati penuh dosa,
lalu apa tak ada cerita yang setidaknya melebarkan pipiku dan menggoyangkan hatiku,
hingga ku urai dengan tawa yang masih mendendam,

banyak ilalang enggan menundukkan diri seperti padi hingga tegakkan hati menjadi kian pergi,
dan begitu indah penari tersenyum di antara perih,

tanya yang tak pernah habis dalam dongeng pagi yang dulu dimainkan dengan tawa,
kini harus berlakon bertentang sikon,

kian habis melati di taman dihantam cecunguk tak bermuka menjadikan ia pengungkap cinta,
apa tak ada isyarat lain?
apa tak ada kiasan yang indah selain melati?

jangan menunggu peri yang hadir di mata tanpa luka,
dan jangan mengusik lukanya dengan candanya yang mustahil terbalut,
karena ia tak mau tau siapa kamu,
monstermu tak lekang dan mustahil hilang,

tapi apa segitu dirimu di mata jiwa,
jangan hempaskan dirimu di aspal penuh dosa dan salah,
karena masih ada tanah ketenangan tempatmu kembali mengurai cerita,

bangkit bukan harus berakit dari sakit,
karena dunia ini tak sedikit jalan dan harapan yang membuatmu lupa akan salah,

ceritakan tentangnya tapi lupakan tentang ceritanya,
karena ia tak pantas menjadi bahan cerita yang kau ungkapkan dalam toreh luka tersirami dengan tawa paling menyakitkan sedunia,

mungkin karena jemari lentik dan tercantik ibuku dan senyum termanis ayahku yang menyambutku hadir di dunia ini dengan iringi azan yang sayu dari suara termerdu ayahku,
hingga aku tahu bahwa dunia harus memberi bukan meminta dan harus dengan santun,

karena melangkah di sini hanyalah cerita tak diceritakan di sana,

aku tahu bahwa langit itu tinggi, bukan karena jauhnya tapi karena di sana hanya harapan tapi bukan untuk pecundang,

aku tahu sungai ini dalam tapi bukan karena dalamnya,
tapi apa aku bisa bertahan lama di dalam air walaupun dangkal,
tapi itu bukan untuk penakut,

dan aku ada di antara yang ada pada titik lemah yang sesaat bisa jatuh dan saat titik melebar dan siap menampakkan aslinya tetap saja dinamai titik lemah walaupun kuat,

di mana pagi yang saban hari menyapa dengan ramah,
di mana malam yang tiap detiknya mengikuti langkahku meski ia tahu aku meraba mereka enggan atau pun tak mau lagi bersahabat,

apa mereka lupa ada aku yang butuh embun, butuh angin malam, butuh sinar pagi, butuh indahnya subuh,

aku
mau yang dulu..

(By : Kaos Hitam) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar