Kamis, 28 Juni 2012

Hasbunallah....


Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir..

Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong"

Astagfirullah.. sungguh kata2 yang singkat tapi telah membuatku merasa malu pada Allah, betapa tidak… Telah begitu banyak nikmat dan pertolongan yang Allah SWT berikan kepadaku, namun justru  dosa dan kemaksiatanku tidak berkurang bahkan bertambah  yang akhirnya justru membuatku merasa semakin hari semakin jauh dari Allah, Dzat Yang Maha Besar, yang memberiku beribu bahkan bermilyar rahmatNya yang aku tak mampu menghitungnya.

Dikala ujian dan cobaan menyapaku, kuyakin, bahwa Allah takkan membebani hamba-Nya melebihi kemampuannya, hanya saja , betapa mudahnya aku putus asa, sedikit saja ujian dan cobaan, bukannya istighfar, dzikir, muhasabah yang kulakukan, akan tetapi aku hanya bisa mengeluh dan mengeluh….,

 Ya Allah.... Allah ampunilah bila aku sering mengeluh…

Dikala aku berdoa dan meminta sesuatu pada-Mu, kuyakin Engkau kan berikan dan Engkau Maha Mendengar atas doa hamba-hamba-Mu. Akan tetapi, diriku inilah yang sering berburuk sangka kepada-Mu atas permintaan dan doa-doaku , kadang aku mengeluh, kadang aku putus asa, itulah sikap ketidaktahuanku atas Hikmah yang Engkau berikan kepadaku…sungguh..saat ini kuyakin bahwa apa saja yang Kau berikan kepadaku, itulah yang terbaik buatku…

Ya Allah ….ampunilah hamba-Mu yang jarang bersyukur dan bersabar ini….

Subhanallah! Alhamdulillah,Allahu Akbar!
˙Ya ALLAH, Selama ini aku selalu melihat indahnya pelangi di atas kepala orang lain.. Tetapi hari ini...aku dapat melihat indahnya pelangi di atas kepalaku sendiri...Subhanallah...!Begitu banyak nikmat yang Kau berikan...tapi tak pernah ku sadari...Terima kasih ya Allah

“Ingatlah, dengan mengingat Allah dapat menentramkan hati” (Ar-Ra’d:28)

Senin, 25 Juni 2012

Musibah Dimata Orang Mukmin ...

Musibah adalah suatu kehendak Allah swt yang ditimpakan kepada siapapun tanpa pandang bulu, tanpa memandang waktu, tempat dan situasi. Jadi musibah itu akan digulirkan dan digilirkan Allah swt kepada setiap makhlukNya di alam semesta ini. Nach sekarang hanya bagaimana sikap kita dalam menerima musibah yang ditimpakan kepada kita.

Allah swt memberikan petunjukNya kepada kita untuk menghadapi hal yang tidak kita inginkan ini melalui firmanNya dalam Al-Qur'an: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:"Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun". (QS. 2:155-156).

Jadi nyatalah bagi kita bahwa kunci dalam menghadapi musibah itu adalah sabar, dan penanamkan pengertian bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Allah swt apakah itu nikmat maupun musibah yang keduanya juga digulirkan dan digilirkan Allah swt kepada hambanya. Didalam kehidupan ini tidak ada yang nikmat terus menerus dan juga tidak ada yang musibah yang tiada henti, hanya tinggal menunggu giliran dan waktunya saja.

Dari ayat diatas juga jelas sekali bahwa Islam tidak mengajarkan ummatnya untuk mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) terhadap yang sekarang secara lahiriah dimilikinya. Tetapi hanya disebut sebagai suatu kepercayaan dari Allah swt atau rasa untuk dititipkan atau diamanahkan (sense to be intrusted) karena segala sesuatu itu hanya datang dari Allah swt. Dan jika Allah swt berkehendak untuk mengambilnya kembali darinya maka seharusnya tidak ada yang dirasa hilang karena kita berangkat dari ketiadaan.

Orang mukmin juga memandang suatu musibah yang ditimpakan terhadap dirinya adalah suatu ujian atau cobaan terhadap keimanannya untuk menuju maqam yang lebih tinggi. Laksana seorang yang sedang menuntut ilmu yang pada tahap-tahap tertentu harus diuji keahliannya terhadap yang sudah diterimanya. Firman Allah swt: "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:"Bilakah datangnya pertolongan Allah". Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. 2:214).

Dan ada lagi bentuk musibah yang dapat kita terjemahkan sebagai peringatan bagi kita untuk mengingatkan kita untuk kembali kejalan Allah. Allah swt menyatakannya: "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. 42:30).

 Lain halnya dengan orang kafir dan fasik, musibah itu adalah merupakan adzab dan siksaan bagi perbuatan mereka yang durhaka terhadap Allah. .maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (QS. 5:49)

Semoga kita diberi bekal kesabaran oleh Allah swt ketika menerima cobaan atau musibah yang insya Allah akan lebih memantapkan maqam kita ditempat yang lebih tinggi dimata Allah swt.

Berilmu Tapi Tidak Diamalkan

Telah kita ketahui bersama bahwa orang yang berilmu (alim) itu lebih ditinggikan derajatnya oleh Allah swt (Al-Mujadillah:11).

Keutamaan yang berganda dan akan mengalir terus jika dia menyampaikan ilmunya tersebut dan orang yang menerimanya mengamalkannya, dan sudah barang tentu dia pun harus ikut mengamalkannya juga.

 Lantas apa yang terjadi bila dia menyampaikan sesuatu tapi dia sendiri tidak melakukan apa yang dikatakannya tersebut. Untuk kasus ini Allah swt melaknati orang yang seperti ini, sebagaimana yang di firmankanNya: "Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. "(QS. 61:3).

Rasulullah saw mengibaratkan orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain tetapi dia sendiri menghiraukan hal itu terhadap dirinya adalah laksana lentera yang menerangi sekitarnya tetapi membakar dirinya sendiri (HR Thabrani).

Sedangkan dihadits lain Rasulullah saw menyatakan kekhawatirannya terhadap sikap orang seperti ini, yang beliau sebut sebagai orang alim yang munafiq.

Dalam salah suatu riwayat disampaikan dari Usamah bin Zaid ra bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda: "Seseorang diseret pada hari kiamat kemudian dicampakkan kedalam neraka lalu (isi) perutnya keluar kemudian dibawa keliling di neraka sebagaimana keledai mengitari penggilingannya, lalu penghuni neraka mengerumuninya dan bertanya: "Wahai Fulan, apa sebabnya kamu? Bukankah kamu dahulu memerintahkan yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar?;. Ia menjawab: "Aku dahulu memerintahkan kalian dengan yang makruf tetapi tidak melakukannya dan aku melarang kalian dari keburukan tetapi aku melakukannya"

Usamah berkata: "Sesungguhnya aku mendengarnya (Rasulullah saw) bersabda: "Pada malam diisra'kan aku melewati orang-orang yang lidah mereka dipotong dengan alat-alat pemotong dari api neraka. Aku bertanya: Siapakah mereka itu wahai Jibril?
Jibril menjawab: "Para khatib ummatmu yang mengatakan apa yang tidak mereka perbuat" (HR Bukhari & Muslim)

Betapa ngerinya ancaman bagi orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkannya. Semoga Allah swt menjaga dan menjauhi kita dari sifat yang tidak terpuji ini sehingga jauh dari lanknat dan bencinya Allah.

Jangan Mencela Makanan ...

Ketika kita disuguhi makanan oleh seseorang terkadang terlontar dari mulut kita kata yang bernada mencela makanan yang sedang kita cicipi tersebut. Kita tidak sadar bahwa hal itu akan menyakiti orang yang memberikan atau memasak makanan.

Abu Hurairah ra pernah berkata bahwa Rasulullah saw tidak pernah mencela selamanya. Jika ia suka dengan makanan itu maka dimakannya dan sebaliknya jika beliau tidak menyukainya maka ditinggalkannya (HR. Bukhari dan Muslim).

Bahkan Rasulullah saw sangat sering sekali memuji makanan yang disajikan kepada beliau walaupun sebenarnya tidak beliau suka atau tidak enak.

Sebuah riwayat yang disampaikan dari Jabir ra yang mengisahkan ketika Raulullah saw menanyakan tentang lauk-pauk yang akan disediakan kepada keluarganya, maka keluarganya menjawab bahwa tidak ada lauk pauk kecuali cuka. Maka Rasulullah saw minta cuka untuk imakan dengan roti yang dihidangkan kepada beliau, sambil bersabda: Sebaik-baiknya lauk pauk ialah cuka, sebaiknya lauk adalah cuka�.

Demikianlah beliau memuji apa yang dihidangkan kepada beliau.
Lantas bagaimana dengan kita, yang terkadang jangankan hanya diberi cuka, diberi ikan terus-menerus saja sudah mengeluh...
Kok ikan-ikan melulu,... padahal ikan ikan itu jauh lebih nikmat dari pada cuka.
Seyogyanyalah kita dapat meniru sikap Rasulullah ini yang tidak pernah mencela makanan yang dimakannya dan selalu memujinya. Apalagi makanan tersebut disediakan oleh istri tercinta...  ;P

Kamis, 21 Juni 2012

Ketika Hati Memilih ..

Adakalanya, ketika kita menyayangi, kita harus menyatakannya dengan penuh perjuangan, semangat dan seolah mengejarnya ... bahkan harus mengiba dengan penuh permohonan.

Kita sepertinya membutuhkannya, dan ingin mendapatkannya, meski kadang kita harus menghinakan diri sendiri. Tidak ada lagi rasa malu untuk mendekatinya, sejuta kata rayuanpun melantunkan pujian, beribu hadiah indah kita berikan kepadanya. Namun , meskipun kita mendapatkannya, tetapi kosong dan lirih dari ikatan kesetiaan yang tulus, bagaikan permen yang kehabisan rasa manisnya, dikala rayuan dan hadiah habis, musnahlah juga penerimaan itu. Bahkan dikala kita berbuat salah, maka kesalahan kita akan menjadi alasan tepat baginya untuk menyakiti dan meninggalkan kita. Karena kesalahan kita adalah bencana, bukan merupakan kewajaran di hadapan dia. Baginya kesalahan itu adalah kerendahan dan kehinaan kita, sehingga kita tidak pantas untuk bersamanya. Kesalahan kita sulit termaafkan, meski penuh penyesalan kita memohon, dia akan sulit sekali memaafkan.

Pada dimensi lain, ada seseorang yang tidak kita sadari, memberikan kasih sayang tulusnya secara sembunyi-sembunyi maupun nyata kepada kita, tanpa harus kita rayu apalagi kita beli dengan sejumlah hadiah. Dia memberi sebelum kita memintanya, dia mendo'akan sebelum kita berfikir untuk berdo'a, dia memaafkan sebelum kita memohon maaf kepadanya. Sungguh sering kita abaikan, kesucian dan kemuliaan kasih sayangnya, bahkan dia dengan setia menunggu kita seumur hidupnya, tanpa harus merubah kemuliaan kasih sayangnya itu.

Siapa sesungguhnya penyejuk dan pelipur lara hati kita.
Dan, siapakah sesungguhnya sumber duka nestapa yang menohok duka di hati kita.
Janganlah salah memilih wahai hati.
Jadi, siapakah sesungguhnya yang terhina?
Dan, siapa sesungguhnya yang mulia dan memuliakan?
Karena kebenaran, ketulusan kasih dan sayang adalah keagungan cinta-Nya.


(sumber : inet)

♥Ketika Hati Kutitipkan♥

Kepada mu tempat hati kutitipkan.
Jagalah dengan kesetiaan,
 penghargaan dan kasih sayang,
 karena hati ku adalah amanah tuhan.

Retaknya hadirkan air mata kepedihan
Rapuhnya hadirkan nelangsa kepiluan
Jagalah hingga tak retak oleh keangkuhan
Jagalah hingga tak rapuh oleh kesombongan

Kepada mu tempat hati kutitipkan
Terangkanlah dengan cahaya iman
Penuhi dengan hiasan kebijaksanaan
Karena kau adalah Imam
Penentu arah tujuan Bukankah hanya
Singasana Tuhan tempat akhir perjalanan

Kepadamu tempat hati kutitipkan
Dengan namaNYA semua disah kan
Dengan ridhoNYA menjemput impian
Karena kau adalah imam
Sebagai makmum ku patuhi setiap kebenaran yg kau arahkan.
Ridho mu adalah syurga ku diakhir zaman.

Denting dawai hati
(*)´¨)
¸.•´. ¸.•*¨) ¸.•*¨)
(¸¸.•´(¸.•. ♡ Rabb, Let my heart fulfill of your everlasting Love ♥°♡˚♥
Ike F. Yobi 14062012@IFY

Al Hikam...

Sebagimana dalam perjamuan, engkau harus bisa membedakan keperluan dan kemauan. Mungkin beraneka ragam makanan tersedia dihadapanmu, tetapi… ambilah yang engkau perlukan sesuai dengan kebutuhanmu. Biarkan juga oranglain menikmati apa yang mereka butuhkan. Jangan ambil makanan sesuai kemauanmu, sebab engkau mungkin akan kekenyangan dan bisa jadi sakit. Begitulah, jadilah murid yang bisa mengukur keadaan diri. Janganlah terlalu tamak dengan semua pengetahuan yang diajarkan oleh guru. Mungkin akan lebih baik mendalami apa yang bisa engkau pahami daripada mengumpulkan sebanyak-banyaknya apa yang tidak engkau pahami. Raihlah yang paling dekat dan jadikan itu sajian paling nikmat…

Al Hikam
Untaian Hikmah Ibnu ’Athaillah
Pandanglah seutuhNya, pahamilah sepenuhNya! Janganlah semua peristiwa membuatmu gundah; janganlah mengukurnya semata dalam pandanganmu sebagai ahli ibadah.sebab, bisa jadi kelalaian juga pernah menghinggapimu. jangan memusuhi kehidupan hanya sebab didalamnya engkau melihat berbagai penyimpangan. Teruslah menjadi ahli ibadah, sembari selamiNYA dengan istiqomah. Janganlah antipanti terhadap mahlukNYA (manusia) karena kebencianmu terhadap semua tingkah polah. Jangan bersembunyi dari mereka hanya sebab takut tercemar oleh sifat dan perilaku mereka. Bukankah engkau sendiri bagian dari mereka, nikmatilah ketersembunyianmu bersamaNYA (zahid). Bukankah akan lebih baik bila engkau tetap terjaga, mereka merasakan kebaikanmu juga? Yakinlah, Allah berada dibalik semua, segala sesuatu, tentramlah bersamaNYA…


Al Hikam
Untaian Hikmah Ibnu ’Athaillah

Bismillah......

JANGAN SEKALI-KALI meminta keadilanNYA. Sebab, Dia lebih mengetahui apa yang pantas buatmu. Jangan menghitung dosamu yang kecil dalam hal ini, sebab keadilanNYA bisa membuatmu terperangkap dalam kesulitan keluar dari kebiasaanmu berbuat dosa yang lebih besar. Jangan sekali-kali meragukan kemurahanNYA. Sebab, saat kemurahanNYA hadir untukmu, dosa besarmu tidak berarti dihadapanNYA. Jika Allah mendahulukan keadilanNYA, tentu binasalah semua pelaku kejahatan dan dosa dimuka bumi ini, termasuk dirimu. Yang harus engkau lakukan kini adalah, senantiasalah berpulang kepadaNYA, bersandarlah pada kemurahanNYA, nikmati karunia lembutNYA…

Al Hikam

Sabtu, 09 Juni 2012

Hikmah Sedekah

Ternyata sedekah itu tidak mengenal salah sasaran meskipun diberikan kepada pencuri, orang kaya dan pelacur. Di riwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa seseorang yang bersedekah dan ingin mendapatkan pahala Sedekah secara sembunyi – sembunyi “shadaqah sirr” , tidak di ketahui orang lain, ia pun mengumpulkan uang, lalu malam – malam ia menutup wajahnya dengan kain dia mencari orang yang berhak.

Lalu ia lihat ada seorang yang termenung di malam hari, diam saja, duduk saja, tidak bicara, tidak apa duduk saja di pinggir jalan, “ini orang yang tidak mampu, tengah malam masih belum tidur, masih duduk di sini” maka di lemparkannya uang itu pada orang itu dan ia pun pergi melarikan diri supaya orangnya tidak tau dia yang memberi, maka keesokan harinya dia sudah gembira, sudah sedekah dengan sedekah sembunyi – sembunyi, esok harinya dapat kabar gempar kampung karena seorang pencuri dapat harta di beri orang yang tidak di kenal, dia berkata : Wahai Allah Bagi Mu segala puji, aku mau sedekah sembunyi – sembunyi, ternyata yang ku beri pencuri, pencuri sedang menunggu kesempatan untuk mencuri, menanti waktu untuk mencuri, di kira dia seorang Fuqara padahal ia pencuri, ia berkata “berarti aku tidak akan berhenti, aku akan lanjut lagi”

Ia pun mengumpulkan uang lagi, sudah terkumpul ia keluar lagi di malam hari.Lantas ia melihat seorang tua renta, yang berjalan tertatih – tatih dengan tongkatnya, pelan – pelan jalannya tidak ada yang menemaninya, tidak ada yang mendampinginya, “ini pasti orang susah” dia lemparkan uang itu dalam sebuah kantong kepada orang tua itu dan dia pun lari pergi, keesokan harinya gempar orang terkaya di kampung itu, yang paling kikir dapat sedekah sembunyi – sembunyi semalam, maka ia pun berkata : Wahai Allah Bagi Mu segala puji, aku jadi memberi orang yang paling kaya, yang paling kikir, tidak berguna sedekahku, yang pertama di berikan pada pencuri yang ke dua ternyata salah beri juga, di berikan kepada orang yang kaya dan paling kikir.

Lantas dia tidak kapok, tapi ketiga kalinya dia berbuat dia mencari wanita saja, dia lihat “nah ini wanita sedang duduk” maka di berikan padanya harta itu dan keesokan harinya, gempar lagi kampung itu, seorang pelacur mendapatkan sedekah yang sembunyi – sembunyi, ia katakan “Yaa Rabb cukup 3 kali”  Wahai Allah sudah cukup ini, pencuri yang kuberi, yang kedua orang kaya paling kikir yang ketiga pelacur, sudah aku tidak mau bersedekah lagi.

Maka Allah subhanahu wata’ala tunjukan beberapa tahun kemudian, bahwa Allah subhanahu wata’ala membukakan kemuliaan dari uang halal yang ia berikan itu jauh lebih dari pada maksud yang dia kehendaki, ia inginkan beri kepada orang Fuqara tapi Allah sampaikan uang Nya pada pencuri, pencuri biasa makan uang haram apakah ia terus mencuri, malam itu pencuri itu dapat uang halal dari orang yang  sedekah sembunyi – sembunyi,  harta yang haram itu mempengaruhi tubuh kita, harta yang halal juga mempengaruhi, kalau harta yang halal mempengaruhi kita untuk ingin beribadah, maka pencuri itu mendapatkan itu dia bersyukur.
“Subhanallah, aku selama ini terus menerus mencuri sekarang Allah beri” ia pun Taubat, tidak lama orang ini yang penyedekah pertama setelah sekian tahun dia dengar kabar ada seorang wali Allah yang wafat maka ia mendatangi jenazahnya, “ini kalau tidak salah ini yang dulu ku beri, dulu pencuri” dia bertanya “ini orang asal muasalnya dimana”  “dulu dia pencuri , gara – gara ia dapat uang di tengah malam, di beri oleh seorang penyedekah yang tidak ia kenal dia Taubat sampai dia menjadi Wali Allah subhanahu wata’ala”,
dia berkata “Subhanallah” Allah disampaikan derajatnya menjadi Wali Allah dari harta orang ini karena sedekahnya sembunyi – sembunyi dan ikhlas niatnya walaupun nyampainya kepada pencuri.

Yang kedua maka dia pun berkata,  “Wahai Allah, selesai janjiku dari yang pertama yaitu pencuri lalu bagaimana dengan orang tua yang kikir” orang tua yang kikir itu tidak berapa lama ia membangun suatu rumah untuk Sedekah untuk yatim dan anak – anak miskin dan Fuqara, Kenapa ? karena ia jadi Taubat Ia ingat “aku ini orang kaya disedekahi orang, karna apa ? karena aku kikir”   akhirnya ia pun bertaubat kepada Allah, ia bangun rumah Sedekah ia wakafkan, pahalanya orang ini dapat pada penyedekah pertama, demikian Dahsyatnya rahasia kemuliannya, dan ia pun berkata:  “Allah aku memahami yang ke dua, lalu bagaimana dengan yang ketiga”

Tidak ada jawaban, sudah hampir 30 tahun, lalu ia mendengar dua orang ulama, adik kakak, dua – duanya ulama yang Shaleh, dua – duanya pemuda, maka ia berkata  “aduh aku ingin kenal dengan dua pemuda ini” sulit di jumpai, di ikuti muridnya, untuk berjumpa sulit, hebat sekali ini adik kakak ini, dua – duanya ulama, dua – duanya Shaleh, dua – duanya berhasil dan sukses, maka ia Tanya  “ini asal muasalnya anak ini ulama ini dari mana ? dua pemuda ini” “ini dulu ibunya pelacur tapi gara – gara di beri sedekah oleh seorang yang sedekah sembunyi – sembunyi, Taubat lantas kemudian dia pakai uang itu untuk menyekolahkan dua anaknya ini untuk menjadi ulama, sampai menjadi ulama besar”

Maka orang ini sujud kepada Allah, Rabbiy Kau tidak kecewakan hamba – hamba Mu, demikian kasih sayang Ilahi subhanahu wata’ala, ribuan orang yang bertaubat dari kedua anak itu mendapatkan pahalanya kepada si pemberi yang pertama, walaupun awalnya terlihat buruk namun akhirnya Allah buat sedemikian indah.

Dikutip dari ceramah Habibana Munzir Almusawwa(majelisrasulullah.org)