Kamis, 31 Mei 2012

Seuntai Kata Untuk Ukhtiku

Ketika aku terpana…..
Ketika aku terbuai….

Ketika aku jatuh dan hanyut dalam mimpi-mimpi….
Ketika itu pula ia datang…..

Ia datang sebagai hawa yang menyentakkan keterpanaanku.

Ia datang sebagai suara yang mengejutkan buaianku.

Ia datang laksana embun yang menyadarkan aku dari mimpi-mimpiku.


Wahai engkau yang datang….!
Ini, aku peruntukkan buatmu beberapa untai kata
Hadiah atas kesabaranmu terhadapku…..
Karena kaulah Ukhtiku….
Assalaamu’alaikum Wahai Ukhtiku…
Kasih…
Bagiku kau adalah ukhtiku. Itu adalah harapan dari do’a yang selalu aku ucapkan dalam setiap sujud-sujudku.
Bagiku kau adalah diaryku yang selalu mampu menampung segala gundah dan risauku.
Bagiku kau adalah bidadariku. Yang selalu senantiasa membuatku lapang ketika melihatmu.
Wahai ukhtiku…
Ambillah hatiku sebagai uji dan coba dari Tuhan untukmu.
Simpanlah hati itu dengan baik dan ikhlas, serta dudukkanlah ia disamping hatimu dan selimutilah ia dengan selimut kasih sayangmu.
Agar kelak luka-luka yang pernah tertoreh dihati itu hilang sirna tak berbekas diterpa obat cintamu.
Wahai Ukhtiku
Aku tahu bahwa aku tidaklah seperti mereka yang engkau harapkan.
Namun aku sadar bahwa engkau tahu kalau ‘aku’ bukanlah aku.
Wahai Ukhtiku
Engkau cukupkan apa-apa yang ada pada diriku ini untukmu
Engkau terima apa yang bisa aku beri.
Engkau jaga dirimu demi sebuah penantian…
Teruslah bersabar wahai ukhtiku….
Karena kelak engkau akan menemukan cinta yang sejati.
Wahai Ukhtiku..
Indah, penawar hati senyummu dikala pagi.
Sejuk, dan anggun langkahmu menjalani kehidupan yang fana.
Hati-hati bicaramu dalam memutuskan perkara.
Kebijaksanaanmu menjelaskan kecantikanmu.
Tenangmu membawa ketentraman hati ini…..
Wahai ukhtiku…
Bagiku engkau adalah lanteraku…
Engkau berikan cahayamu kala aku kegelapan…
Engkau korbankan sumbumu dalam usahamu menunjukiku jalan.
Ketika aku tidak menemukan jalan keluar, engkau bukakan pintu kehidupan baru bagiku.
Wahai ukhtiku…
Ini semua aku peruntukkan buatmu…

Semoga kamu bersyukur karena masih ada cinta dalam hatimu yang engkau peruntukkan bagi seorang insan yang sepertiku.

Semoga kau selalu kan menungguku..

Semoga kau kan selalu tabah dan merasa cukup akan diriku…


Ini semua karena….

Engkaulah Ukhtiku…. Kekasihku…..

Wassalam

Dariku untuk Ukhtiku…
Bersabar dan tersenyumlah selalu… ^_^
Az-Zaitun

Senin, 28 Mei 2012

“Aku mencintaimu kerana Allah”

Bismillahirrahmanirrahim,,

Ketika aku menyayangimu kerana akidahmu…
Ketika aku meluruskanmu kerana tak ingin kau berbelok arah …
Ketika aku mendo’akanmu tanpa kau tahu.
Ketika aku berlapang dada dengan teguranmu…
Ketika aku tersenyum untuk kebahagiaanmu …
Ketika aku menguatkan saat kau mulai terjatuh…
Ketika aku sekuat tenaga tanpa jemu membantumu ..
Ketika sahutan salam menyapa saat kita bertemu …
Ketika aku begitu cepat melupakan kesalahanmu …
Ketika aku membuka lebar-lebar pintu maaf untukmu …
Ketika aku menjaga rahsiamu …
Ketika kita duduk bersama dan pembicaraan kita selalu tertuju untuk kebaikan …

Dan Ketika terkadang aku perlu melepasmu dengan penuh keikhlasan …

Jika Allah yang memintaku untuk mencintaimu…Dan aku melakukannya, dengan izin Allah dan semoga hanya kerana Allah….

Sahabatku, apa kau juga “mencintaiku kerana Allah”...?

Maka aku akan selalu berharap…dan semoga hanya kerana Allah….Aamiin.

Kamis, 10 Mei 2012

Andai Esok Aku Mati.....

Andai esok aku mati,
Apalah daya diri ini
Tak mampu mengulur hari
Tak mampu bernegosiasi
Agar aku tak mati besok pagi

Andai esok aku mati,
Melihat ruh terpisah dengan diri
Tak mampu bergerak lagi
Tergeletak diam dan sepi

Andai esok aku mati,
Tak perlu lagi disesali
Waktu takkan terulang lagi
Waktu tak akan pernah kembali

Andai esok aku mati
Ku berharap itu tak terjadi
Belum cukup bekal diri
Belum sempat memenuhi janji
Belum sempat silaturahmi

Andai esok aku mati
Betapa rugi diri ini
Ke mana waktu yang sudah dilalui
Tak ada manfaat bagi diri
Malah mudharat yang di beri

Andai esok aku mati
Ampuni lah dosa hamba ini
Dosa yang menggunung tinggi
Dosa yang tak terhitung lagi

Andai esok aku mati
Di detik terakhir hidup ini
Ku berharap dapat mengucap kalimat ilahi
Terukir senyum pada bibir ini
Untuk menghadap Mu Yaa Rabbi

Ku tulis coretan ini
Di penghujung malam yang sepi
Setelah berduaan dengan Mu Yaa Rabbi

dakwatuna.com. 20 April 2012